Skip to main content

Bincang Fingerstyle Si Koboi Cindra Gani

Gindra Cani, eh Cindra Gani. Sampai sekarang masih saya sering terbolak balik dalam mengeja namanya, nama yang terdengar unik di kuping membuatnya tidak mudah untuk saya cerna.

Pertama kali menemukan dia di IFGC, kala itu sedang hits videonya memainkan lagu titanium, jujur titanium kala itu sempat menjadi track andalan Dwiki & Kevin hingga mereka membawanya bersama untuk menemani pendakian Burangrang 2 tahun lalu. 



Cindra Gani berpose cool


Cindra termasuk gitaris yang produktif, ditengah kesibukannya gawe dan juga kuliah, Cindra secara rutin mengupload permainannya ke soc med, entah itu video full untuk Youtube, maupun video - video lick yang seringkali ia masukkan ke facebook. Permainan - permainan awalnya tidak banyak memikat hati saya, jujur saya orang yang termasuk memerhatikan tempo dalam permainan seseorang, ketika ada orang bermain musik yang saya tidak sreg mat nya saya tidak melanjutkan mendengarkan.

Seiring waktu saya lihat Cindra terus menggali permainannya, meski masih banyak hal yang saya yakin bisa ia gali lebih dalam, keberaniannya dalam berkarya adalah suatu hal yang patut kita contoh.

Ada kawan yang beranggapan bahwa musisi itu harus mempertimbangkan berbagai hal ketika mempublikasikan karyanya. Terlepas dari itu, saya termasuk orang yang menikmati perkembangan seorang musisi. justru dari karya - karya awal yang konyol, amburadul, super cuek, malah seru untuk kita gali & amati sebagai penikmat karya. Dari situlah saya bisa menilai bahwa orang ini terus belajar dan berkembang.

Di #bincangFingerstyle kali ini akan ada 2 sesi interview, yang pertama membahas mengenai perjalanan Cindra dari awal kenal gitar, menemukan fingerstyle, hingga kini ia aktif dalam mengembangkan scene fingerstyle di Medan. Sedangkan sesi kedua akan fokus membahas album ke - 2 nya, “Paradisaea Rudolphi” yang baru saja ia rilis Juni lalu.


Kenapa memilih instrumen gitar?

Awal kenal gitar itu dari teman sekolah waktu SMA, sekitar tahun 2008. Sebenarnya agak telat sih belajarnya, rata- rata teman belajarnya dari kecil semua. Aku minta ajarin sama temanku Ithel. belajar main chord aja.

Udah punya gitar saat itu?

Belum punya, jadi tiap malam aku ke rumah temanku itu untuk latian. lama juga latihan chordnya karena memang dari nol betulan. Sekitar 6 bulanan klu tak salah.

Steel / nylon cin?

Pake steel string, jadi sakit kali pertama belajar.
Setelah selesai 6 bulan itu aku magang keluar kota, karena aku dari SMK.

SMK apa cin?

Jurusan arsitek.

Ini di kota asalmu yaa?

Iya, di duri riau.
Setelah itu aku pergi magang ke kota Bagan Sifire - fire. Berenti latian satu bulan karena belum ada gitar. Nah di magang itu aku pertama kali dapet duit lah dari kerja. Nggak tahan pengen latihan, duit magang kubeliin gitar sayur yang harga 200 ribu, buat anak sekolahan dulu segitu udah gede sih.

Apa cin musik favoritmu kala itu?

hoobastank - the reason
Muse - Unintended

Habis magang aku lulus sekolah tahun 2010, baru aku pindah, kebetulan lulus ptn di Medan. Ke Medan aku bawa gitar ini.

Oh, masuk PTN ya?

Iya, tapi aku keluar, orang tua pada kecewa, aku pindah swasta.

Kenapa tuh?

Nggak cocok ama ketrampilanku. Jurusan bangunan kukira cocok sama ilmu arsitektur dulu, ternyata nggak. Di PTN itu aku satu semester doang. Berhenti kuliah langsung cari kerja, langsung dapat karena udah ada ketrampilan dari SMK. Kerja di sebuah studio konsultan arsitektur.
Sampe sekarang aku masih kerja sambil kuliah arsitetur, aku masuk tahun 2012 di ISTP Pardede.

Kapan cin mulai kenal fingerstyle?

Nah fingerstyle mulai kenal itu sebetulnya tahun 2011, awalnya aku nggak tau kala namanya fingerstye, lagu yang pertama aku coba “Caka” nya Dewa Budjana. Nah kenalnya istilah fingerstyle itu pas main ke tempat teman dan dikasih tunjuk videonya Erik Mongrain lagi main Airtap.
Nah, di situ aku langsung pelajari lagu - lagu dia walau nggak ada yang beres ku cover, tapi minimal aku banyak kenal apa itu fingerstyle dari baca- baca. Dulu dia punya web yang open comment, jadi kubaca - baca jadi tau deh istilah - istilahnya.
Hal yang bikin penasaran ialah kenapa bisa satu gitar tapi yang dikeluarin banyak nada gitu, terdengar padat.
Trus aku denger banyak gitaris fingerstyle lainnya. Aku denger emang si Erik ini yang mendekati betul - betul musik. Nada - nada yang dia buat nggak bisa dijadiin lirik.

Unik ya?

Iya, sulit dijelaskan pake lidah. Lagu Erik pertama yang kuulik lagu Fusion dia. Karena menurutku itu yang paling gampang.

2011 itu masih pake gitar pertamamu?

Masih, 2012 baru dapet f310.
Setelah kenal Erik aku merujuk ke influence nya si Erik yaitu Michael Hedges. Aku cari semua lagu - lagu Hedges yang tergapai. Lagu yang pertama kuulik itu Baal Tshuvah. Hedges ini salah satu influence ku juga selain Kaki King, Andy McKee juga. Aku banyak niru dari gaya mereka nyusun part sebuah lagu. Karena buatku kalau bikin musik itu memang ceritanya harus ada.

Cool !

2012 aku udah mulai lebih dalam banyak dengerin lagu fingerstyle, lagu - lagu band aku tinggalin.

Baal Tsuvah ini kamu mainin sampe tuntas?

Nah, kelemahan ku itu dia, aku klu udah coverin kutinggalin trus lupa entah kenapa. Terlalu banyak yang mau dilatih. Jadi untuk antisipasi aku beli 3 gitar. Itu untuk kupakai latihan lagu yang tuningnya beda - beda. Karena repot kan banyak open tuning di komposisi fingerstyle.

2012 udah mulai Youtube-an?

Belum, akunku mulai Desember 2013, tapi klo video di facebook sih udah ada.

Kapan terbentuknya IFGC Medan?

IFGC Medan mulainya Juni 2012, nggak jauh dari terbukanya pusat. Ini pas awal- awal aku kuliah.

Siapa cin penggeraknya saat itu?

Tahir Darwin ama aku, kebetulan 2 koordinatornya. Tahir ini udah jarang aktif sih sekarang ini.

Hebat yaa bisa konsisten sampe sekarang !

Yaa, paling utama ego sih dijaga, jangan suka merajuk ( Cemberut) hh. Komunikasi harus dijaga juga. Klu diajak nggak dateng ya gathering berikutnya ajak lagi. Pokoknya pintar mengalah deh di beberapa hal.

Kudu sabar yaa

Iya, karena aku yakin IFGC pasti besar di kemudian hari. Aku yakin kita - kita yang muda ini klu konsisten ntar pas tua bisa bareng- bareng jadiin fingerstyle di Indo.

Mantap, btw cin ada pengalaman berkesan nggak bersama IFGC Medan nih?

Banyak, klu lagi tampil waktu selalu nggak sesuai. Sering diulur jadi kami kadang udah kehabisan stamina sebelum nampil. Sering kali malah.

*pukpuk

Klu suka nya pas live itu klu kita fingerstyle selalu diperhatiin lhoo. Karena di Medan masih terbilang baru. Jadi mereka lihatnya aneh aja. Di sini orang taunya gitar elektrik klo solo.


Sip, cin apa motivasimu dalam berkarya?

Banyak sih, pengen majuin fingerstyle di indo, sekalian ngenalin. Makannya aku kasih gratis aja laguku. Karena aku juga suka berbagi. 


---------
Gimana kawan, seru yaa perjalanan Cindra dalam menggali musik yang ia idamkan. Diskusi kami belum selesai di sini, di seri selanjutnya saya akan bahas mengenai album yang baru saja ia rilis Juni lalu, Paradisaea Rudolphi. 

Berikut ini adalah link ke Youtube & Soundcloud Cindra Gani, spesial untuk CG fans di sana ;)
 
CG's Youtube

CG's Soundcloud


Sekian dari nukienuks, sampai jumpa di episode selanjutnya !

Salam kecup hangat, 

~Nukie

Comments

Popular posts from this blog

#BincangFingerstyle bersama See N See Guitar

Cressentia (kiri) & Cornel (kanan) Mari saya kenalkan teman - teman dengan See n See guitar. sebuah duo asal Yogyakarta yang beranggotakan Cornelius Prapaska  dan Cresentia Murniastuti. Tak hanya menampilkan permainan gitar selayaknya duo pada umumnya, pasangan ini kerap menampilkan atraksi unik yang gerakan dan posisinya dimungkinkan karena mereka pun adalah sepasang suami istri. ;) Aktif di Youtube dan mbak Cresentia sendiri adalah salah satu yang sangat vokal dan membantu di grup komunitas IFGC membuat saya semakin penasaran dengan See n see guitar ini. Berikut adalah interview saya dengan see n see guitar, selamat membaca ;) N: Background masing - masing personil? S : Cornel : Kelahiran Sidareja, Cilacap. Belajar gitar sejak umur 8 tahun dengan ayahnya yang juga senang musik. Sejak kecil banyak menjuarai berbagai lomba gitar. Lulus SMA lalu menempuh pendidikan musik di Institut Seni Indonesia Yogya dengan instrumen mayor gitar klasik. Dan berhasil mendpt

#BincangFingerstyle with Nathan Fingerstyle

Reading time : 5 menitan paling broo Waktu senggang seperti ini terkadang membuat saya terpikir akan hal –hal konyol, ya tapi  tak apalah, semoga kekonyolan ini masih dalam koridor yang dapat memberi manfaat buat sekitar. =)) Berawal dari keheranan saya dengan banyaknya like dari setiap post facebooknya, kalian dapat cek sendiri, rata2 post dia likenya sekitar 300an, dan itu untuk post apa pun, kalau untuk post video youtubenya biasanya lebih dari angka itu.  S aya pun iseng nge-stalk beberapa post lain dari fb dan juga youtube dia. Yang bikin tambah penasaran lagi, dia sempat ngepost foto dia dengan tulisan ‘mohon maaf yang bisa request donatur only, donasi yuk!” L angsung terpikir oleh saya, wah ini orang kreatif juga yaa, request lagu fingerstyle aja bisa jadi duit loh. Lebih dari 6000 subscriber, mempunyai sebuah video yang sedikit lagi mencapai 400.000 views, tampaknya dia cocok jadi narasumber perdana saya dalam artikel fingerstyle ini. Yuk langsung aja,

#BincangFingerstyle Si Plankton : Luhung Swantara

Emang kecil sih posturnya, tapi jangan salah sangka, kalau udah main gitar kalian bakal merasakan enerji yang hebat terpancar dari dirinya. Pertama kali menemukan video permainannya ialah di grup facebook IFGC, kala itu ia ngepost permainan nya bersama grup yang bernama inabeat. Secara konsep video sederhana sih, gitar dan drum memainkan komposisi yang bernuansa etnik. Jujur, kesan pertama saya melihatnya di video ini, "wah ini orang cool juga !" Dari situ saya mengajaknya ngobrol via chat fb, sungguh kebetulan tidak jauh dari hari itu, dia merencanakan untuk pergi ke Jakarta untuk keperluan bertemu seorang teman dari Jepang. Wah saya langsung tawarkan saja untuk mampir ke basecamp kami di Bintaro. Berikut adalah wawancara singkat via watsapp yang berlangsung selama 2 hari ( :v ) bersama Luhung “Plankton” Swantara. Kapan hung pertama kali mengenal musik? Sejak lahir, musik2 tradisional, macapat, gamelan gitu awalnya, ortuku orang seni tradisional soalnya